Fenomena Gerhana Matahari Parsial, Berikut Tata Cara Shalat Saat Terjadi Gerhana Matahari


Ilustrasi Gerhana Matahari (foto: pixabay)
Ilustrasi Gerhana Matahari (foto: pixabay)
 

SAHABAT SURGA.NET|MALANG - Fenomena gerhana matahari parsial atau sebagian akan terjadi siang ini, Selasa, 25 Oktober 2022. Umat muslim pun disunnahkan shalat gerhana.

Sebagai salah satu tanda kebesaran Allah SWT, hamba yang beriman baiknya salat sunnah khusuf atau salat gerhana saat terjadi gerhana matahari ataupun gerhana bulan.

Tuntunan itu juga diriwayatkan dalam hadist sahih An-Nasai.

BACA JUGA:Mengapa Ada Masjid yang Mengumandangkan Azan Subuh 2 Kali? Ini Penjelasanya

"Sesungguhnya matahari dan bulan tidak mengalami gerhana karena mati atau hidupnya seseorang, akan tetapi keduanya adalah dua dari tanda-tanda kebesaran Allah. Maka apabila yang mana pun atau salah satunya mengalami gerhana, maka segeralah kembali kepada Allah dengan zikir melalui salat," (HR An-Nasai).

Adapun tata cara pelaksanaan shalat gerhana adalah sebagai berikut:

Pertama, niat. Niat dibaca dalam hati. Sebagai informasi, shalat gerhana dapat dilakukan sendirian maupun berjamaah.

BACA JUGA: Kenapa Harus Salat Jumat? Berikut Alasannya

Niat shalat gerhana:

الصلاة جامعة رحمكم الله أُصَلِّي سُنَّةَ الخُسُوفِ رَكْعَتَيْنِ إِمَامً/مَأمُومًا لله تَعَالَى

Ushallî sunnatal khusûf rak‘ataini imâman/makmûman lillâhi ta‘âlâ (Saya berniat shalat sunah gerhana bulan dua rakaat sebagai imam/makmum karena Allah SWT).

Kedua, takbiratul ihram, yaitu bertakbir sebagaimana shalat biasa.

Ketiga, membaca doa iftitah dan berta’awudz, kemudian membaca surat Al Fatihah dilanjutkan membaca surat yang panjang (seperti surat Al Baqarah) sambil dijaharkan (dikeraskan suaranya, bukan lirih).

Keempat, rukuk lalu bangkit dari rukuk (iktidal) sambil mengucapkan “Sami’allahu liman hamidah, rabbana wa lakal hamd”.

BACA JUGA: Hukum Mencintai Seseorang dalam Islam

Kelima, setelah iktidal ini tidak langsung sujud. Namun, dilanjutkan dengan membaca surat Al Fatihah dan surat Al-Qur’an. Berdiri yang kedua ini lebih singkat dari yang pertama.

Keenam, rukuk kembali (rukuk kedua) yang panjangnya lebih pendek dari rukuk sebelumnya, kemudian bangkit dari rukuk (iktidal).

Ketujuh, sujud yang panjangnya sebagaimana rukuk, lalu duduk di antara dua sujud kemudian sujud kembali.

Kedelapan, bangkit dari sujud lalu mengerjakan rakaat kedua sebagaimana rakaat pertama hanya saja bacaan dan gerakan-gerakannya lebih singkat dari sebelumnya.

BACA JUGA:Kisah Seorang Ahli Zuhud Pemberani dan Penguasa

Kesembilan, salam.

Setelah itu imam/Khotib menyampaikan khutbah sebanyak 2 khotbah (seperti khutbahya shalat Idul Fitri/Idul Adha) kepada para jemaah yang berisi anjuran untuk berdzikir, berdoa, beristighfar serta disunahkan untuk bersedekah.

Jumlah Al-Fatihah, rukuk, dan iktidal dalam 2 rakaat shalat gerhana ini berjumlah 4 kali. (Cahya Duta/Fnd)